Jumat, 30 September 2016

Waktu Untuk Theo

Waktu untuk Theo? 

Ya seumur hidupku lah :).

Saya perempuan bekerja, setidaknya Senin - Jumat selama 12 jam untuk perjalanan pergi pulang kantor dan bekerja, di luar waktu lembur, saya meninggalkan Theo dan menitipkannya pada orangtua saya dan bibi yang membantu kami mengasuh Theo.


sebelum berangkat kerja, pamitan dulu sama anak lanang, tidak jarang dia ajak main dulu sebelum mutinya masuk mobil hihihi....


Belakangan ini saya iri melihat para perempuan beruntung yang bisa jadi full time mother atau menjalankan bisnis sendiri di rumah dan bisa sambil mengawasi anak. Antar dan jemput anak sekolah, les, dan kegiatan lainnya.

Saat saya janjian dengan klien di mal mana gitu, pada jam kerja, kemudian saya melihat ibu seumur saya, maksud saya usia produktif kerja, bisa jalan bersama anaknya di mal, saya iri. Iri karena ibu tersebut di jam saya meninggalkan anak, dia bisa menghabiskan waktu dengan anaknya. Mungkin dia juga bekerja, dia pekerja kreatif yang tidak terikat jam kantor, atau dia jualan online, atau  dia ke mal juga mau meeting dengan kliennya, tapi memungkinkan untuk membawa anak, dan sebagainya.

Yang saya iri bukan dengan kegiatannya bekerja atau tidak, yang saya iri waktunya bisa bersama anak.

Beberapa waktu lalu di grup angkatan saya di kantor (kami masuk di perusahaan dengan program management trainee, jadi model karyawan barunya per angkatan) sempat ramai diskusi seolah "lebih mulia" mana antara ibu bekerja dan ibu yang full mengurus keluarga.

Saya sih ga ikutan diskusi begitu. Itu seperti endless discussion aja sih menurut saya. Setiap perempuan pasti sudah dengan pertimbangan super duper masak matang banget memutuskan bekerja ala kantoran atau bekerja tidak ala kantoran atau tidak bekerja sama sekali.

Karena di weekdays waktu saya bersama Theo sangat terbatas, jadi saya punya komitmen pribadi weekend sebisa mungkin, semaksimal mungkin saya penuh mengurus Theo. Rasanya ingin "menebus" waktu yang kurang di hari-hari kerja di kantor, kecuali ada kegiatan yang benar-benar tidak memungkinkan saya mengajak Theo.



yeeaayyy... berani naik kuda sendiri. sebisa mungkin weekend kami dengan kegiatan outdoor
 

weekend, our playtime, kebun raya bogor

Maka setiap pulang kerja, saya bahkan tidak menyentuh handphone dan gadget apapun, saya tidak membaca koran atau majalah, saya tidak mengurus apapun selain mengurus Theo. Saya pulang kerja, langsung mandi, setelah bersih dan merasa segar, langsung mengurus Theo, menemaninya menonton acara kartun, menemaninya menyusun kartu-kartu atau puzzle, main mobil-mobilan, bahkan kadang saya ikutan main perang-perangan dengan dia. Menemaninya mengobrol, menggodanya untuk joget-joget atau mengoceh apaaaa saja. Menjelang jam tidurnya, saya membersihkan badannya, menggantikan bajunya, diapersnya, dan menidurkannya.

Sebisa mungkin beberapa jam yang sebentar itu Theo bisa merasakan bahwa Mutinya ada dan perhatian sama dia.

Setelah Theo tidur, barulah saya dapatkan me-time saya. Saya bisa membaca koran, mengecek handphone, bahkan menulis isi blog, dan menyusun kegiatan saya untuk hari esoknya.

Di luar sana pasti banyak ibu pekerja kantoran seperti saya yang jam kerja membuat waktu dengan anak jadi terbatas. 

Menurut saya -yang juga dibesarkan oleh ibu yang bekerja- anak, baik ibunya bekerja atau tidak, akan tetap tumbuh menjadi anak yang baik, bukan sekedar kuantitas waktu, tapi juga makna, apa ya... arti, value, nilai dari kebersamaan dengan ibunya. 

Mudah-mudahan di setiap waktu yang saya habiskan dengan Theo, di setiap waktu yang sudah berjalan dan yang akan datang, anak lanangku tersayang ini tahu Mutinya amat sangat sayang dan kasih dan cinta padanya :).

-nova-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar